Home » , » Dengan Cara Apa Pilih Obat Pereda Nyeri yg serasi

Dengan Cara Apa Pilih Obat Pereda Nyeri yg serasi

Di pasaran terdapat sekian banyak type obat pereda nyeri yg mampu kita beli dengan cara bebas. Obat tersebut ada yg golongan parasetamol, ibuprofen, & pun aspirin. Gimana pilih obat yg paling serasi?

Parasetamol tidak jarang jadi pilihan mutlak tidak sedikit orang buat mengobati sakit gigi, sakit kepala, demam, & sebagainya. Obat yg mengandung parasetamol antara lain Tempra, Tylenol, atau Panadol. Obat ini rata-rata dipilih lantaran telah rutinitas turun temurun.

Biarpun begitu, menurut Andrew Moore, peneliti nyeri dari Universtias Oxofrd, parasetamol sebenarnya kurang demikian efektif menghilangkan nyeri.

"Jika Kamu mengkonsumsi aspirin dgn dosis 500mg atau 1000 mg buat dua tablet, kira kira 30 % orang yg mengalami nyeri akut mendapat kesembuhan. Sementara utk parasetamol dgn dosis sama, seputar 40 % sembuh. Utk obat ibuprofen, dalam formulasi lebih kurang 400 mg atau dua tablet, yg mendapat kesembuhan hingga 50 %," tuturnya.



Moore telah melaksanakan jumlahnya kajian kepada sekian banyak obat antinyeri yg dipasarkan bebas. Tuturnya, utk nyeri akut atau rasa sakit yg menyerang terhadap kejadian spesifik, contohnya operasi, luka terpotong, atau terbakar, sehingga pilihannya dari yg bekerja paling efektif merupakan ibuprofen, diikuti parasetamol, baru aspirin.

Sementara itu utk nyeri kronik, contohnya sakit punggung bawah atau penyakit nyeri sendi, ibuprofen dianggap tetap lebih top dibanding parasetamol. Sekian Banyak penelitian benar-benar mengungkapkan bahwa parasetamol tak efektif mengatasi nyeri tipe ini.

Dengan Cara Apa dgn sakit kepala yg kadang-kadang kambuh? Moore menuturkan cuma sedikit penelitian yg konsentrasi terhadap nyeri kepala type tegangan yg tak senantiasa muncul.

"Jika menonton terhadap data, sehingga obat pereda nyeri yg efektif buat nyeri tersebut yaitu tablet ibuprofen. Parasetamol tak terlampaui bagus dalam analgesik, tetapi obat ini tidak jarang dipilih sebab dianggap aman," paparnya.

Yg menarik, nyata-nyatanya parasetamol tak seaman itu. Menurut Philip Conaghan yg meneliti mengenai dampak negatif obat, sekian banyak penelitian mengungkap adanya kelebihan dosis kepada orang yg teratur mengkonsumsi pereda nyeri ini utk sakit kronis, & pula adanya toksisitas di liver.

Parasetamol yaitu penyebab penting penyakit kendala liver akut di AS kepada th 1998 - 2003. "Jangan punya anggapan obat yg dipasarkan bebas tentu aman," kata Conaghan.