Peredaran obat palsu di Indonesia masihlah marak. Berdasarkan riset Fakultas Kedokteran Kampus Indonesia, kurang lebih 53% obat yg dipasarkan di toko obat palsu, sedangkan di apotek mencapai 13%.
hal tersebut merugikan pembuat farmasi & pula penduduk. Merujuk penelitian Penduduk Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), nilai kerugian akibat obat palsu mencapai Rupiah 6,5 trilun kepada 2014.
Seiring bersama itu, PT Pfizer Indonesia, salah satu pemain farmasi terkemuka, konsentrasi mengedukasi warga Indonesia terkait pemakaian obat yg aman utk kesehatan. Edukasi bukan cuma kurang lebih obat dengan cara serentak, melainkan pun pemakaian dalam campuran di industri makanan.
Public Affairs and Communications Director Pfizer Indonesia Widyaretna Buenastuti menyebut, pihaknya pun mengedukasi adat(behavior) pemakaian obat yg benar pada penduduk.
“Edukasi amat utama dilakukan buat mencegah warga mengkonsumsi obat palsu. Pfizer mengusahakan memberikan edukasi supaya warga tak membeli sembarangan obat demi harga yg lebih murah," tutur dirinya kala berkunjung ke redaksi BeritaSatu Sarana Holdings di Jakarta, Jumat (21/8).
Ia mengaku tidak sedikit obat Pfizer yg dipalsukan. Kerugian bukan cuma diderita Pfizer, melainkan serta warga yg kesehatannya sanggup terganggu.
waktu ini, ia menyebutkan, sebahagian penduduk condong mencari obat bersama harga murah. Warga seperti ini disarankan membeli obat generik. Beliau mengungkapkan, edukasi yg dilakukan Pfizer bukan cuma di seminar, namun lewat aktivitas teliti kolestrol & hipertensi cuma-cuma.
Di sudut lain, dirinya menyebutkan, Pfizer menghadapi tantangan dari pelemahan rp pada dollar AS. Lantaran, sebahagian gede bahan baku obat yg diproduksi tetap diimpor. Alhasil, pelemahan rp menciptakan ongkos impor membengkak, maka harga menjual terpaksa dinaikkan.
Dalam pandangan Widya, impor masihlah mesti dilakukan, dikarenakan Pfizer memerlukan bahan baku berbasis kimia. Product ini tak sanggup dipasok industri dalam negara.
"Natural resource Indonesia tidak sedikit biological, tetapi chemical belum pasti. Kita sempat cobalah bersamasama dgn Badan Usaha Milik Negara kepada zaman 80-an, namun tidak sukses, sebab tak ada industri hulu. Kami kira mesti ada intervensi pemerintah" papar beliau.
Widya menilai, industri farmasi Indonesia condong mengarah ke obat tradisional, sebab mempunyai sumber yg memadai. Tapi, sampai sekarang ini, Pfizer belum berencana menciptakan obat tradisional di Indonesia dikarenakan tetap konsentrasi kepada obat kimia.
hal tersebut merugikan pembuat farmasi & pula penduduk. Merujuk penelitian Penduduk Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), nilai kerugian akibat obat palsu mencapai Rupiah 6,5 trilun kepada 2014.
Seiring bersama itu, PT Pfizer Indonesia, salah satu pemain farmasi terkemuka, konsentrasi mengedukasi warga Indonesia terkait pemakaian obat yg aman utk kesehatan. Edukasi bukan cuma kurang lebih obat dengan cara serentak, melainkan pun pemakaian dalam campuran di industri makanan.
Public Affairs and Communications Director Pfizer Indonesia Widyaretna Buenastuti menyebut, pihaknya pun mengedukasi adat(behavior) pemakaian obat yg benar pada penduduk.
“Edukasi amat utama dilakukan buat mencegah warga mengkonsumsi obat palsu. Pfizer mengusahakan memberikan edukasi supaya warga tak membeli sembarangan obat demi harga yg lebih murah," tutur dirinya kala berkunjung ke redaksi BeritaSatu Sarana Holdings di Jakarta, Jumat (21/8).
Ia mengaku tidak sedikit obat Pfizer yg dipalsukan. Kerugian bukan cuma diderita Pfizer, melainkan serta warga yg kesehatannya sanggup terganggu.
waktu ini, ia menyebutkan, sebahagian penduduk condong mencari obat bersama harga murah. Warga seperti ini disarankan membeli obat generik. Beliau mengungkapkan, edukasi yg dilakukan Pfizer bukan cuma di seminar, namun lewat aktivitas teliti kolestrol & hipertensi cuma-cuma.
Di sudut lain, dirinya menyebutkan, Pfizer menghadapi tantangan dari pelemahan rp pada dollar AS. Lantaran, sebahagian gede bahan baku obat yg diproduksi tetap diimpor. Alhasil, pelemahan rp menciptakan ongkos impor membengkak, maka harga menjual terpaksa dinaikkan.
Dalam pandangan Widya, impor masihlah mesti dilakukan, dikarenakan Pfizer memerlukan bahan baku berbasis kimia. Product ini tak sanggup dipasok industri dalam negara.
"Natural resource Indonesia tidak sedikit biological, tetapi chemical belum pasti. Kita sempat cobalah bersamasama dgn Badan Usaha Milik Negara kepada zaman 80-an, namun tidak sukses, sebab tak ada industri hulu. Kami kira mesti ada intervensi pemerintah" papar beliau.
Widya menilai, industri farmasi Indonesia condong mengarah ke obat tradisional, sebab mempunyai sumber yg memadai. Tapi, sampai sekarang ini, Pfizer belum berencana menciptakan obat tradisional di Indonesia dikarenakan tetap konsentrasi kepada obat kimia.